Rabu, 31 Desember 2008

Anak dan cucuku

Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang indah bagi keluarga muslim untuk saling bersilaturahmi. Sama seperti keluarga kami. Anakku (baju biru, biasa dipanggil Acik Thia...... meskipun dia yang paling kecil diantara 4 bidadari tersebut) berjumpa dengan keponakan-keponakannya. Dari kiri ke kanan: dila (cucu), thia (anak), Icha (cucu) dan satu lagi anak keponakan (maaf lupa namanya..... cucu juga) kangen-kangenan di ruang tamu Rumah Mak Cik Latifa.

Sebelum ketemu dengan keponakan-keponakannya, Thia mandi dulu biar segar. Karena air di rumah terbatas, kami terpaksa mengajak anak2 mandi di sungai Kuantan..... tidak jauh dari rumah ino. Thia sih sueneng buanget, karena dia bisa main pasir dan main air. Sampai-sampai perlu trik khusus untuk mengajaknya pulang karena sudah terlalu lama berendam di sungai.

Tahun Baru

Alhamdulillah.... Allah SWT masih memberi kesempatan bagi keluarga kami untuk menyongsong tahun baru Hijriah 1430 yang berdekatan dengan tahun baru Masehi 2009. Banyak kejadian yang kita alami tahun lalu , baik kejadian menggembirakan maupun menyedihkan. Kita jadikan masa lalu sebagai bahan untuk intropeksi diri agar ke depan menjadi lebih baik. Saya berharap tahun depan, keluarga kami (dan bangsa ini serta umat muslim sedunia) diberi kesehatan, dapat menjadi keluarga yang lebih sakinah ( emangnya sekarang sudah sakinah??? auk ah!), yang mampu meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan, yang mampu mengarahkan buah hati titipan Illahi ini dengan lebih baik dan lebih berkualitas. Satu yang pasti, menghadapi tahun 2009 di mana krisis global masih aja mengumbar auranya di mana-mana, kita mau tidak mau harus mengencangkan ikat pinggang. Belanja seperlunya (itu yang selalu dikatakan bapakne bocah-bocah, bukan karena menghadapi krisis tapi memang yang dipakai buat belanja amat langka alias kagak ada) . Kita mendoakan semoga bangsa ini untuk tetap tegar menghadapi kondisi perekonomian yang sedang limbung....... Kita berdayakan pasar domestik, yang mencapai ratusan juta penduduk untuk melindungi bangsa ini dari kelesuan ekonomi dunia. Jangan putus asa, ayo maju....maju.....ayo maju...maju ...ayo maju...maju (seperti akhir lagu
Maju Tak Gentar itu lho)

Aneka Gaya Fathia

Sepertinya, Fathia mau nangis tapi gak keluar airmata. Ni anak keras buanget kelakuannya, jadi pengasuhnya ya musti sabar .....bar.....bar
Lagi ngantuk nih, minta kopi dong, biar mata Thia melek. E....E...E.... kok diberi enteh.... enteh tawar lagi, gimana bisa ngilangin ngantuk?? Warung makan segedhe ini...kok susah buanget minta kopi.... ya udah tidur aja terus........

Yang ini gaya apa ya??? Thia heppy banget kalau diajak ke Time Zone dan bisa mandi bola. Ini kalau nggak salah di tempat mainan "Mall Ciputra" Pekan Baru-Riau Oktober 2008.

Sabtu, 27 Desember 2008

Bonceng sepeda kumbang di Madiun

Desember 2006, thia, mama dan mbak-mbaknya pergi ke Madiun untuk liburan sekalian nengoktante (adik mama) yang sedang sakit. Kami datang untuk memberi semangat, agar tante tabah menghadapi cobaanNya. Kebetulan si om (suami tante) sedang naik haji. Kami sekitar 5 hari di sana, menginap di Jl Cokrobasonto, Josenan, Madiun. Tante sangat happy, karena Mama aku (kakaknya tante) bisa menemaninya. Mama sangat sedih terhadap apa yang menimpa tante. Tapi karena ini jalan Allah, kami berusaha tabah, ikhlas dan selalu berdoa semoga tante diberi kesembuhan. Waktu di rumah tante, setiap pagi aku, mama dan mbak Inna pergi naik sepeda kumbang ke liling kampung untuk mencari udara segar dan sekaligus mencari nasi pecel (kesukaan orang Madiun). Udara sangat segar, karena jarang sekali kendaraan bermotor. Kebanyakan orang-orang disini naik sepeda terutama anak sekolah. Setelah puas keliling dengan sepeda, kami pulang dengan membawa bungkusan nasi pecel. Habis itu, kami sarapan dengan lahapnya... nyem....nyemmm.... wenak tenannnnn.

Jumat, 26 Desember 2008

Pengalaman kami naik "kompang" di Cerenti menuju Pulau Jambu


Setiap berkunjung ke kampung suamiku, Cerenti di Riau, kami sekeluarga selalu menyempatkan naik "Kompang", sejenis perahu rakit yang digerakkan oleh manusia dengan bantuan arus air di sungai Kuantan (sesuai dengan nama kecamatannya yaitu Kuantan Singingi) menuju ke Pulau Jambu. Perjalanan dari desa Kampung baru ke Pulau Jambu sekitar 15 menit. Di Pulau Jambu, biasanya saya mencuci baju dan main air sama anak-anak. Apalagi anak-anak....... seperti itik ketemu air...... byur....byur..... basah deh. Meskipun airnya tidak begitu jernih tapi ke Pulau Jambu merupakan salah satu hiburan yang ada di kampung tersebut, maklum dari kota Pekanbaruke cerenti jaraknya dapat ditempuh sekitar 5-6 jam. Kalau lama-lama di sana, anak-anak boring juga. Selain nyebrang ke Pulau Jambu, hari Senin merupakan hari yang ditunggu-tunggu masyarakat Cerenti, karena hari itu hari "Pasar". Semua warga tumplek blek di pasar, sehingga pasar sangat ramai. Semua warga bisa "mejeng" dan cuci mata. ...... Kenapa nggak pakai boorwater ya???

Rabu, 24 Desember 2008

Sosialisasi UU Pornografi


Hari Sabtu, 20 Desember 2008 akhirnya tiba juga. Hari itu, aku didaulat menjadi moderator. Saya tanya ke panitia, apa Nggak salah?? Katanya nggak. Aku berpikir mungkin karena memperingati hari Ibu, aku, salah satu perempuan.... senior lagi (hampir 21 tahun aku mengabdi di UNIDA Bogor) ditunjuk jadi moderator meskipun bidangku yang sebenarnya ekonomi. Supaya tidak mengecewakan panitia dan peserta (biar konek kalau nanti jadi moderator), H-2 saya membuka internet cari artikel tentang pornografi . Astagfirulllah.... saya istighfar. Belanja masyarakat dunia untuk pornografi via internet 3.075,64 US dollar per detik atau sekitar 2,4 trilyun per hari (tahun 2006) Mengapa orang senang terhadap Pornografi?? Menurut Prof Dr. WimpiePangkahila Sp. And (Guru Besar Kedokteran Universitas Udayana Bali), orang senang dengan pornografi karena: 1. Mendapat tambahan informasi tentang perilaku seksual meskipun tidak selalu benar secara ilmiah, 2. Pornografi membeikan kesempatan untuk melatih imajinasi-imajinasi tentang sesuatu yang ingin diketahui, 3. Mereka mendapat sesuatu yang bersifat rekreasi. Teryata rangsangan seksual yangdiberikan pornografi dpat menimbulkan reaksi seksual, baik pria maupun wanita, baik psikis maupun fisik. Akibatnya masyarakat (terutama remaja-remaja kita) melakukan aktivitas sex secara sembarangan, sehingga muncul banyak kasus perkosaan yang terjadi. Dampak pornografi terhadap anak-anak khususnya, antara lain berupa pelecehan seksual, penyimpangan seksual, suit konsentrasi, tidak percaya diri, dan Menarik diri dari pergaulan. Oleh dampak negatif yang muncul dari pornografi kepada generasi muda khususnya dan masyarakat umumnya, maka pornografi harus diatur dalam suatu Undang-undang. Alhamdulillah pada hari Kamis 30 Oktober 2008, UU N 44/2008 tentang pornografi disahkan oleh DPR, meskipun masih ada elemn masyarakat yang menolaknya. Sebagai salah satu lembaga pendidikan di kabupaten Bogor, FH UNIDA mengambil peran dengan melakukan semiar yang tujuannya untuk mensosialisasikan UU tersebut ke masyarakat. Peserta seminar yang hadir cuku beragam, ada siswa SLTA, ada guru, ada ibu-ibu PKK, ada dosen, ada mahasiswa dan tak ketinggalan semua petinggi UNIDA hadir mengikuti acara tersebut. Untuk memerkaya wawasan peserta, pembicara sengaja diundang dari pakar dan praktisi berbagai bidang yaitu Ibu Drg. Aisyah Wan Granie, MSc (Aktivis sosial kemasyarakatan) yang mengupas pornografi dari sisi sosial kemasyarakatan, Bpk. Syahganda Nainggolan, SE, MT (Direktur CIDES) , yang mengupas pornografi dari sisi ekonomi dan DR. H. Martin Roestamy, SH,MH, yang mengupas pornografi dari sisi hukum. Peserta seminar cukup antusias berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi, sampai-sampai banyak peserta yang tidak kebagian bertanya karena waktu habis. Saya pribadi sangat sedih mengetahui informasi dari salah satu nara sumber yang menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan sekitar 37% siswa SLTA di Bogor tidak perawan, dan 10% nya aktif sex bebas. Naudzubillahimindalik. Ini merupakan tantangan bagi masyarakat di Bogor, untuk lebih intensif membina moral para pemuda. Tugas berat ini tentunya menjadi tanggung jawab bersama, baik keluarga, orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan media massa. Dari sisi ekonomi dapat disampaikan bahwa kapitalisme mendorong pertumbuhan industri pornografi. Budaya Barat yang suka "buka-bukaan" terus menghantam budaya kita seiiring dengan masuknya modal asng. Padahal sebagai bangsa dengan penduduk muslim yang sangat besar, Indonesia seharusnya mampu memilih dan memilah, mana peradapan Islam dan mana yang bukan peradapan Islam, mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan peradaban Islam. Dari sisi hukum, peserta mendapat pencerahan dan pengetahuan tentang substansi UU tersebut, mencakup pengertian pornografi, tujuan UU, serta ancaman pidananya kalau melakukan pelanggaran. Harapan kita dengan diundangkannya UU ini maka korban kasus pornografi dapat ditekan (kalau bisa dihilangkan) dan kita bisa melindungi anak2 (harapan bangsa ini) dari dekadensi moral. Meskipun berat, mari kita berdoa dan berikhtiar agar kita semua diberi kemudahan dan kekuatan agar kita bisa membangun bangsa yang beradab. Good Luck.

Gayaku

Thia tuh seneng begaya bak model cilik. INi jepretan mama aku, ketika kami liburan di masjid Depok (kalau gak salah tahun 2008). Kebetulan di rumah ada Ino (nenek .... bahasa Cerentinya Ino) dan kami memang belum pernah berkunjung ke mesjid itu. Subhanallah, indah banget masjidnya. Kata orang-orang yang pernah naik haji, masjidnya mirip masjid di Mekah, mau masukada yang njaga namanya ...Askar ya??? Mereka berseram hitam-hitam. Supaya sholatnya khusyuk, anak-anak gak boleh masuk. Aku sendri juga gak masuk karena masih kecil, aku main di Aula yang besar yang telah disediakan. Di sana banyak temen-temen sebaya aku. Gak pa..palah. yang penting nyampai juga ke masjid Kubah Mas.

Sabtu, 20 Desember 2008

Dekan CUP Fakultas Ekonomi UNIDA

Salah satu kegiatan rutin bidang olahraga yang dilaksanakan lembaga kemahasiswaan Fakultas Ekonomi UNIDA adalah menyelenggarakan Turnamen Bola Basket antar SLTA se Bogor-Sukabumi. Saya (berjaket biru) berfoto dengan para pemenang turnamen Basket , pada turnamenBasket tahun 2006. Sponsornya ....Enjoy Aja!!.

Liburan Ke PRJ - Kemayoran


Ini foto kenanganku dengan adindaku tersayang (baju kuningpaling kiri) yang telah menghadap Illahi pada bulan Juni 2007, karena penyakit kanker. Pada bulan Juni 2006, kami melakukan perjalanan ke PRJ setelah menjenguk keponakanku Reni yang sedang diopname setelah menjalani operasi jantung RS Jantung Harapan Kita (kalau nggak salah ya??) . Alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Di PRJ, kami putar-putar arena, makan kerak telor, lihat stand-stand dan makan di KFC sebelum pulang. Yang tidak pernah lupa dari PRJ adalah mengunjungi stand yang menjual sosis, bakso dan nugget siap santap. Wuueenaaak tenan. Kami tidak bisa berlama-lama karena mbakku (baju batik biru) tidak bisa jalan terlalu lama. Akhirnya jam 19.00 malam kami pulang ke ciawi Bogor.

Potong Kue Ultah Fathia ke 1 tahun di Ciawi Bogor

Fathia sedang merayakan hari kelahirannya yang ke 1 tahun, tanggal 16-06-2006. Sambil menangis bahagia, thia memotong kue didampingi oleh yayang (baju pink anak bibi yang ngurusin rumah), ayah, mama, mbak Inna dan mbak Nisa. Chelamat Ultah ya nak, Cemoga panjang umur ya chayank, tambah pinter, semoga menjadi anak yang sholehah dan bermanfaat bagi keluarga dan bangsa.

Rabu, 10 Desember 2008

Fotoku pakai kacamata guedhee punya mbak Nisa..... Keren kan ......
Hari yang membahagiakan itu akhirnya datang juga, saya, Kak Ida dan Omak (begitu aku biasa memanggil ibu mertuaku tercinta) diberi kesempatan menghadiri wisuda S3 suamiku tercinta. Syukur Alhamdulillah, Allah memudahkan jalan suamiku menempuh studi S3nya sampai selesai.

Senin, 08 Desember 2008

Minggu, 30 November 2008

Pengalaman Wisata ke Padang

Tiga hari menjelang lebaran tahun 2008 kemarin, kami sekeluarga berkesempatan berkunjung ke kota Padang. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Air Manis (?? kalau gak salah namanya itu) , tempat di mana Malin Kundang dikutuk oleh ibundanya menjadi "batu". Saat itu, pengunjung pantai tidak begitu ramai, hanya ada beberapa mobil (kurang lebih 6 mobil) yang parkir di lokasi pantai. Konon kabarnya "kesepian pantai" disebabkan banyak orang masih trauma mengunjungi pantai, karena kejadian Tsunami di Aceh tempo hari. Kami sebenarnya juga agak takut sih tapi kami pasrah. Kami yakin Allah pasti melindungi kami bila ada bencana. Kami napak tilas kebangkai kapal "Malin Kundang", yang berupa batu dan tali kapal. Setelah foto-foto, saya berkunjung ke kios-kios yang ada di sekitar pantai, dan membeli beberapa cinderamata. Setelah puas di Pantai Manis, kamipun melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Tempat ke dua yang kami kunjungi adalah Universitas Bung Hatta. Disana kami bertemu dengan salah satu dosen Universitas Bung Hatta, yang kebetulan teman suami saya. Kami sholat dulu di mesjid kampus, baru keliling-keliling kampus. Karena anak bungsu saya rewel, akhirnya cuma suami yang keliling kampus. Kampus disini termasuk luas, tetapi karena hari libur, suasana jadi sepi. Padahal jumlah mahasiswanya sekitar 8.000 orang (dulunya 13.000 orang". Wow.... .... ) Setelah diskusi dan studi banding singkat, kamipun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Sampai di Bukittinggi sekitar jam 5 sore, kami langsung cari penginapan dan Alhamdulillah dapat hotel pas di tengah kota dekat jam Gadang, yaitu hotel "Embun Sari". Setelah check in, kami sekeluarga JJS (jalan-jalan sore) ke Menara jam Gadang. Suasana sangat ramai, karena menjelang buka puasa. Banyak pedagang yang menawarkan mainan untuk anak2. Pas waktunya buka puasa, kami berburu makan di restoran Padang di dekat Jam Gadang. Ternyata disana sudah penuh sesak orang yang bertujuan sama ... buka puasa. Kami akhirnya mencari restoran Padang yang lain, dan ternyata kondisinya juga tidak jauh berbeda. Tapi atas pertolongan Allah SWT, kami dapat tempat duduk di restoran itu, meskipun meja itu sebesarnya untuk tempat aneka minuman. Salah satu petugasnya mungkin kasian sama kami yang sudah kelaparan, sehingga dengan terpaksa mengijinkan kami duduk di situ. Pagi harinya kami sekeluarga (saya, suami, dan ke tiga putriku) naik delman mengelilingi sebagian kecil kota Bukittinggi. Suasana belum begitu ramai. Kami turun di Kebon Binatang, karena anak bungsunya ingin lihat binatang dan kebetulan suamiku senang mengajak anak-anaknya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang punya nilai sejarah. Karena di dalam kebon binatang itu terdapat jembatan Forth de Kock (?? payah namanya lupa ) dan meriam tinggalan Belanda. Kami juga masuk ke Musium yang ada di dalam kebun binatang dan anak-anak berkesempatan menyewa baju Minang. Akhirnya anak-anak punya kenang-kenangan foto dengan baju Minang termasuk si bungsu, yang untuk memakainya kami perlu kerja keras untuk merayunya. Karena meskipun "sunting" yang dikenakan tidak berat (aslinya berat, yang dipakai Fathia tiruannya), anakku merasa tidak nyaman, gatal-gatal, akhirnya ....nangis-nangis. Tapi Alhamdulillah sesi foto dengan baju Minang sukses dilaksanakan.

Sabtu, 29 November 2008

Rabu, 26 November 2008

KEPRIHATINAN SAYA

Beberapa minggu yang lalu, saya melihat berita di salah satu TV tentang tawuran mahasiswa. Saya sangat prihatin dan miris melihatnya. Hari gini mahasiswa kok masih ada waktu buat tawuran. Lebih elegan kalau waktu mereka dipakai untuk diskusi hal-hal yang positif yang dapat membantu meningkatkan wawasan dan pengetahuannya yang mungkin akan berguna di masa yang akan datang Yang lebih penting lagi, dengan sering diskusi memberikan kita pembelajaran tentang bagaimana mengemukakan ide atau gagasan , melatih kita mendengarkan orang lain berbicara, bagaimana mengendalikan diri dalam hubungan sosial, bagaimana berkomunikasi, dll. Keahlian berkomunikasi dengan orang lain merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, dari pada adu okol, lebih baik adu akal. Ingat mahasiswa bagian dari pemimpin bangsa masa depan. Mahasiswa harapan masa depan bangsa. Jadi bagaimana bisa memimpin kalau sebelum jadi pemimpin kerjanya tawuran melulu. Saya berdoa semoga tawuran tidak menular ke mana-mana dan cepat dapat diselesaikan dengan baik. Tanggung jawab kita semua untuk menyelesaikan masalah ini, ya orangtua, keluarga, ya masyarakat , ya guru, ya pemerintah, ya ustadz, ya...ya...ya....lainnya.